Mahasiswa KKN UNTAG Surabaya Sulap Minyak Jelantah menjadi jernih kembali

Terasindo • Surabaya, 15 Desember 2024 – Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya lingkungan yang lebih bersih dan ramah, pelatihan penjernihan minyak jelantah menjadi topik yang semakin diminati. Minyak jelantah yang sering dibuang begitu saja kini dapat dimanfaatkan kembali berkat implementasi program pelatihan penjernihan minyak yang diadakan oleh Kelompok Kuliah Kerja Nyata Non Reguler 8 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di RW. 10 Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari.

Bentuk kegiatan ini dilakukan pada tanggal 15 Desember 2024 di balai RW. 10, kegiatan ini mengajarkan pelatihan ke warga untuk membuat alat penjernih minyak dari botol bekas pakai yang dilengkapi dengan bahan alami seperti arang aktif dan batu zeolit. Hasilnya adalah minyak lebih jernih, bebas bau tengik, dan dapat digunakan kembali untuk memasak. Dalam membuat alat ini tidak memerlukan banyak biaya dan mudah di dapatkan di toko online maupun offline. Oleh karena itu, pelatihan dapat membuka peluang ekonomi bagi warga, khususnya pelaku usaha kecil.

Langkah-Langkah Penjernihan

1. Persiapan bahan: Siapkan botol plastik, arang aktif, batu zeolit, kapas, dan kertas saring minyak.

2. Pembuatan alat: Potong botol plastik dan isi dengan lapisan arang aktif serta zeolit.

3. Proses penjernihan: Saring minyak bekas menggunakan alat ini. Arang akan menyerap bau dan kotoran, sementara zeolit menyaring logam berat dan senyawa kimia.

Solusi Ramah Lingkungan dan Ekonomis

Pelatihan yang diikuti oleh lebih dari 15 peserta ini dilatih untuk membersihkan minyak jelantah melalui proses penyaringan dan pemurnian, sehingga minyak tersebut bisa digunakan kembali untuk kebutuhan dapur atau bahkan diproduksi menjadi produk turunan lainnya, seperti sabun cuci atau bahan bakar biodiesel.

“Melalui pelatihan ini, kami ingin masyarakat dan pelaku usaha kecil tahu bahwa minyak jelantah yang selama ini dibuang bisa diolah kembali. Selain mengurangi limbah, ini juga memberikan manfaat ekonomi dengan memanfaatkan kembali minyak yang sudah ada,” kata Putri Mei, salah satu mahasiswa FISIP UNTAG.

Mendukung Gerakan Kewirausahaan Berkelanjutan

Kelompok KKN NR 8 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya berharap kegiatan seperti ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam memanfaatkan limbah rumah tangga dan usaha kecil. Pelatihan ini juga menjadi langkah awal bagi program-program serupa yang akan digelar di berbagai wilayah di kota Surabaya , dengan harapan dapat menjangkau lebih banyak peserta dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi lokal.

“Saya sangat tertarik dengan pelatihan ini, karena selain ramah lingkungan, saya juga bisa menghemat pengeluaran dan bahkan menjual minyak yang sudah diproses kembali,” ujar Andi, seorang pemilik UMKM krupuk.

Dengan semakin banyaknya masyarakat yang teredukasi tentang manfaat penjernihan minyak jelantah, diharapkan dapat tercipta perubahan positif, tidak hanya dalam aspek kebersihan lingkungan, tetapi juga dalam aspek pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya bagi usaha kecil yang dapat memanfaatkan peluang ini.

Red/R.