PSU Digelar, KPU Sumenep Dinilai Terburuk Sepanjang Sejarah Pilkada
Trending
SUMENEP, terasindo.co.id – Program Upland Project Tahun Anggaran 2022 Telah selesai dilaksanakan atau yang kita kenal dengan program The Development of Integrated Farming System in Upland Areas (UPLAND) yang merupakan kegiatan komprehensif dari pengembangan on-farm sampai off-farm.
Sebagaimana diketahui bahwa program The Development of Integrated Farming Syistem In UPLAND Areas merupakan kegiatan dari hulu hingga hilir serta Program ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas, daya inovasi, pemberdayaan serta peningkatan pendapatan petani.
Hal itulah yang kemudian menjadi semangat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep untuk terus mendorong serta menghimbau para petani bawang merah di kecamatan Rubaru dan Pasongsongan dalam upaya mendapatkan hasil panen yang memuaskan dan berkelanjutan.
Arif Firmanto dalam keterangannya mengaku sangat bersyukur karena sudah menjalankan Projek Upland tahun 2022 dengan maksimal yang dibantu langsung Pengawas Benih Tanaman (PBT) UPT. Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikurtura Jatim wilayah Madura, PPL, Fasdes Dan Tim eksternal Lainnya.
“Hal itu dilakukan dalam rangka mendukung dan mensukseskan juga kegiatan upland project 2022 agar berjalan secara maksimal”, Ungkapnya Kepala DKPP Sumenep kepada media ini saat ditemui diruang kerjanya, Rabu 28/12/2022.
Lanjut Arif sapaan akrabnya bahwa tahun ini memang projek Upland kita perluas juga di kecamatan Pasongsongan, meskipun di kecamatan Pasongsongan hanya 4 desa yang Pertama kita pilih karena masih awal perluasan, semoga tahun depan lebih meningkat lagi.
Menurutnya, secara keseluruhan program Upland di Pasongsongan terbilang sukses, meskipun ada salah satu Desa yang tidak sukses karena faktor alam, yaitu cuaca yang tidak menentu, misalnya didesa Rajun.
“Yang menjadi kendala bagi desa yang tidak sukses tanam bawang merah Projek Upland, menjadi catatan khusus bagi kami untuk mengevaluasi dan mengantisipasi kendala yang akan datang, dan pihaknya tetap optimis untuk Upland tahun depan lebih baik lagi serta sukses”, Imbuhnya.
Lebih lanjut, Kepala Dinas yang menorehkan banyak penghargaan ditahun 2022 itu menyampaikan bahwa mengenai projek Upland di kecamatan Rubaru, masih ada catatan untuk perbaikan program tersebut karena ada sebagian Desa yang mengalami Gagal panen, misalnya di Desa Karangnangka, Matanair serta Mandala, untuk desa Karangnangka terdapat 12 poktan yang mendapat kegiatan Upland project, dan hanya 4 poktan terjadi gagal panen, namun dari kisaran 5 s/d 7 anggota yang per poktan, hnya 1-3 orang yang gagal panen, jadi tidak semua 4 anggota poktan tersebut gagal, sedangkan untuk Desa Mandala dari 7 poktan untuk tahap pertama hanya sekitar 30% yang gagal dan 70% sukses untuk sisanya sebanyak 12 poktan tahap kedua masih dalam proses. Selanjutnya untuk Desa Matanair dari 12 poktan 6 poktan yang terdapat anggotanya gagal panen, namun dari kisaran 5-7 orang per poktan yang tanam hanya antara 1-3 orang yang gagal panen dari keenam poktan tersebut, namun demikian secara keseluruhan masih terbilang sukses. Kegagalan yang terjadi itu lebih diakibatkan oleh faktor cuaca (curah hujan) yang intensitasnya sangat tinggi.
Ditambahkan, kesuksesan kelompok di desa Bun Barat dan Pakondang serta desa lain seperti Nasuto desa Bunbarat yang sukses menanam bawang merah bersama para petani bawang lainnya, begitu juga dengan Matlani yang merupakan petani binaan di Desa Pakondang yang sukses juga menanam bawang merah, begitu juga dengan petani yang sukses lainnya.
Menurutnya, apapun kendala yang dihadapi petani bawang merah akan menjadi pengalaman berharga untuk dijadikan referensi perbaikan pada penanaman yang akan datang. Sebagaimana diketahui, menanam bawang merah adalah usaha tani hortikultura dengan tingkat tantangan tersulit secara teknis setelah tanaman melon apabila dilakukan dalam skala yang luas atau bersifat massif. Beberapa kegagalan panen karena faktor cuaca ( termasuk efek La Nina) ini juga sempat dialami oleh beberapa Kabupaten sentra lainnya yang menanam bawang merah seperti di nganjuk, Probolinggo dan brebes . Hal itu barangkali sudah menjadi ketentuan rizki seseorang dan usahanya”. Paparnya.
“Program Upland tahun 2022 akan di Evaluasi secara total, agar supaya tahu titik mana saja yang akan kita perbaiki” Ucapnya.
Menurutnya, manusia hanya bisa berencana, berusaha dan berdo’a saja, namun yang menentukan adalah maha pencipta segalanya. Sehingga penting dipahami bersama, bahwa setiap program tidak akan selalu berjalan mulus, terkadang ada hambatan-hambatan diluar rentang kendali manusia.
“Saya dan tim selalu optimis dalam upaya untuk mensejahterakan para petani bawang merah, agar supaya sukses panen bawang merah berikutnya,” ujarnya lagi.
Target dari program Upland, petani bukan hanya sukses menanam bawang merah, tapi tugas lain dari DKPP bersama tim adalah merubah mindset masyarakat agar supaya dalam berusaha tani dilakukan sesuai dengan anjuran teknis SOP dalam GAP sehingga produktivitas dan produksinya bisa meningkat dan aman dikonsumsi
“Dan sekarang sudah mulai terlihat, masyarakat desa yang awalnya bertani sesuai dengan sepengetahuan dan kebiasannya sekarang sudah mulai banyak yang mau bertani sesuai dengan anjuran SOP dalam cara berbudidaya pertanian yang baik (GAP) contohnya seperti penggunaan pupuk organik dan organik cair, ketinggian bedengan, pengendalian menggunakan Agensia hayati, treatment pH tanah dan lain sebagainya, ini yang perlu kita banggakan bersama”.
Menurutnya juga sudah mulai terlihat anak-anak muda yang mau bertani sesuai harapan pemerintah untuk menciptakan petani milenial sehingga kedepannya, semakin banyak anak-anak muda yang mau bertani, itu menjadi kebahagiaan dan kebanggaan kami” Harapnya. (Nyoman)