Tahanan Polres Sumenep Dibekali Pembinaan Rohani dan Mental

SUMENEP – Tahanan di Polres Sumenep, Madura, mendapatkan pembinaan rohani dan mental dengan tema “Hikmah Dalam Setiap Ujian Kehidupan.” Acara ini menghadirkan penceramah Habib Muhsin Al-Hinduan dengan tujuan memberikan pencerahan kepada tahanan selama menjalani masa penahanan mereka.

Pembinaan ini merupakan bagian dari upaya Polres Sumenep untuk membantu tahanan berubah menjadi individu yang lebih baik setelah keluar dari penjara.

Kasat Tahti IPDA Widianto menjelaskan bahwa pembinaan rohani dan mental bagi para tahanan di Polres Sumenep dilakukan secara rutin. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pencerahan kepada tahanan agar mereka dapat menjalani masa penahanan dengan lebih baik, dan kelak, ketika mereka bebas, mereka bisa berkontribusi positif kepada masyarakat.

“Pembinaan rohani dan mental para tahanan di Polres Sumenep rutin dilakukan, guna memberikan pencerahan kepada tahanan selama menjalani penahanan, sehingga setelah keluar dari penjara bisa berubah lebih baik,” ungkap Kasat Tahti IPDA Widianto.

Penceramah Habib Muhsin Al-Hinduan memberikan ceramah yang memberikan pemahaman mengenai ujian dan cobaan dalam kehidupan. Dia menyampaikan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami ujian dan cobaan dalam hidupnya. Tujuan dari ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah SWT adalah untuk memberkati hamba-Nya yang sabar dalam menghadapinya.

“Allah SWT senang dan memberikan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat kepada hamba-Nya yang menjalani cobaan hidup dengan tabah, tawadhu, dan tawakal kepada-Nya,” kata Habib Muhsin Al-Hinduan.

Dia juga memberikan saran kepada para tahanan untuk memperbanyak dzikir, istighfar (minta ampun), dan menjalankan salat wajib lima waktu serta salat sunnah. Hal ini sebagai bentuk ibadah dan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

“Jangan lupa perbanyak istighfar kepada Allah SWT, manfaatkan waktu dengan memperbanyak salat sunnah, zakat, dan memperbaiki perbuatan agar terhindar dari perbuatan maksiat. Semoga Allah senantiasa memberikan keselamatan kepada kita semua sehingga selamat dari siksa dunia, siksa kubur, dan neraka,” tutup Habib Muhsin Al-Hinduan.

Pembinaan rohani dan mental seperti ini merupakan upaya yang penting dalam sistem peradilan yang berfokus pada pemulihan dan pembinaan individu yang terlibat dalam pelanggaran hukum.

Dengan memberikan pemahaman agama dan moral, diharapkan para tahanan dapat menjadi warga yang lebih baik ketika mereka kembali ke masyarakat setelah menjalani hukuman penjara mereka. (sdm)