Proyek Pengembangan Hortikultura di Daerah Kering (HDDAP) Bersiap Mengubah Paradigma Pertanian Indonesia

JAKARTA – Pemerintah Indonesia bersiap memulai Proyek Pengembangan Hortikultura di Daerah Kering (HDDAP) yang direncanakan akan berlangsung dari 2024 hingga 2028.

Proyek ambisius ini dikelola oleh Kementerian Pertanian dengan alokasi dana mencapai Rp1,87 triliun, didukung oleh pinjaman dari Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD). Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan sektor hortikultura Indonesia, memperbaiki produktivitas, kualitas, serta rantai nilai produk hortikultura di pasar global.

Prihasto Setyanto, Direktur Jenderal Hortikultura, menyatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa proyek HDDAP dirancang untuk memfokuskan pada pengelolaan lahan kering dengan prinsip konservasi tanah dan air. Hal ini bertujuan untuk mencegah degradasi lahan yang dapat menyebabkan ketidak produktifan lahan.

Salah satu aspek utama proyek ini adalah pengembangan kentang industri di Kabupaten Batang dan Wonosobos serta pengembangan kampung pisang di beberapa kabupaten, termasuk Batang, Sumenep, dan Lumajang.

Prihasto menegaskan bahwa kentang industri, yang biasanya diimpor dari luar negeri untuk produk olahan, akan menjadi fokus dalam proyek ini. Petani akan didorong untuk mengembangkan varietas kentang unggul guna mengurangi ketergantungan impor.

Direktur Perbenihan Hortikultura, Inti Pertiwi Nashwari, menekankan pentingnya kerja sama dan sinergi antara stakeholder dari produksi benih hingga pemasaran dalam proyek ini. Aspek krusial lainnya adalah penyediaan benih bermutu, yang menjadi kunci utama dalam pencapaian tujuan proyek ini.

Inti menjelaskan bahwa proyek HDDAP membutuhkan sekitar 605.798 batang benih pisang untuk pengembangan kampung pisang di beberapa kabupaten. KBH Salaman, di Magelang, Jawa Tengah, akan memainkan peran penting dalam penyediaan benih-benih tersebut.

Melalui program HDDAP, KBH Salaman akan diberikan fasilitas sarana produksi benih pisang, pelatihan, dan penguatan kelembagaan guna meningkatkan kapasitas produksi benih pisang.

Aris Munandar, Kepala BBH Jawa Tengah Wilayah Surakarta, menyatakan kesiapan KBTPH Salaman dan KBTPH Kledung dalam menyediakan benih bermutu untuk mendukung proyek HDDAP. KBTPH Kledung di Temanggung, Jawa Tengah, fokus pada perbanyakan benih kentang dengan fasilitas laboratorium kultur jaringan yang mampu menghasilkan sejumlah besar benih kentang setiap tahunnya.

Sementara KBTPH Salaman di Magelang, Jawa Tengah, fokus pada produksi benih pisang berkualitas dengan teknik kultur jaringan dan fasilitas laboratorium yang memadai. Keberhasilan KBTPH Salaman dalam menerapkan ISO 9001:2015 dalam sistem manajemennya menjadikannya salah satu laboratorium kultur jaringan terkemuka di Jawa Tengah.

Proyek HDDAP diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga meningkatkan kemandirian Indonesia dalam memproduksi komoditas hortikultura yang kompetitif secara global. (red)