Harga Beras di Desa Saur Saebus, Kec. Sapeken, Alami Kenaikan Drastis

SUMENEP – Desa Saur Saebus, Kecamatan Sapeken, Sumenep, mengalami kenaikan harga beras yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

Harga beras yang semula sebesar 15 ribu rupiah per kilogram, kini merangkak naik hingga mencapai 20 ribu rupiah per kilogram. Kenaikan ini telah berlangsung selama 5 bulan terakhir, memberikan dampak yang signifikan bagi warga setempat.

“Kenaikan harga itu sekitar 5 bulan yangblalu. Awalnya harga beras mencapai Rp15 ribu perkilo. Setelah itu naik sampai Rp20 ribu perkilogram,” jelas Bu Lis, warga setempat.

Dalam situasi ini, menurut dia, warga tidak memiliki banyak pilihan. “Dengan harga beras yang semakin tinggi, kami harus mengatur penggunaan beras dengan lebih bijak,” terangnya.

Dia memberikan contoh, dimana untuk 1 kilogram beras hanya dapat dimasak sebanyak 2 kali untuk keluarga yang terdiri dari 3 orang. “Hal ini tentu menjadi tantangan bagi warga yang memiliki jumlah anggota keluarga yang lebih banyak,” ujarnya.

Warga Desa Saur Saebus, yang mayoritas menggantungkan hidup dari sektor nelayan merasa terbebani dengan kenaikan harga beras yang berlangsung begitu lama.

Mereka menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, terutama bagi keluarga dengan anggota yang banyak.

Kenaikan harga beras ini juga berdampak pada daya beli masyarakat setempat, yang semakin terbatas.

Pemerintah setempat diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain adalah mengendalikan harga beras melalui regulasi yang lebih ketat, memberikan subsidi bagi warga yang membutuhkan, serta meningkatkan produksi beras di daerah tersebut.

Dengan adanya perhatian dan tindakan yang tepat dari pemerintah dan masyarakat, diharapkan masalah kenaikan harga beras di Desa Saur Saebus dapat segera teratasi, sehingga warga dapat kembali menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih baik dan layak