PSU Digelar, KPU Sumenep Dinilai Terburuk Sepanjang Sejarah Pilkada
Trending
Selayang pandang candaria mulai terlihat pada momen yang indah, terangnya bulan berumur lima belas hari beriringan dengan senyuman saat berdialog.
Momen itu merupakan keadaan yang menjelaskan bahwa daun mulai akrab dengan rantingnya. Mungkin Mengamati momen itu seolah yang mengamatinya diajak berimajinasi tuk memahaminya. Entah- berantah semula akrabnya daun dengan ranting itu adalah rindu yang baru tersampaikan, bahkan mungkin hubungan cinta yang baru merasakan keindahan cinta itu sendiri.
Bukan sungguh, tapi seolah momen itu baru di rasakan oleh daun selama iya bersama dengan sang ranting, juga seolah ranting memberi nuansa yang baru terhadap daun yang semulanya tidak terhibur. Tetapi jika sedikit pengamatan hubungan asmara kita kaitkan dengan momen daun dengan ranting itu seakan daun menganggap ranting yang iya hinggapi itu sama dengan ranting pohon yang lain, padahal tak semua ranting yang bergerak karna angin, bisa jadi ranting itu gerak karna seorang yang lembut memohon izin hatinya pada ranting untung menggenggamnya.
Titik terakhir dari cerita ini adalah upaya momen yang indah pada daun dan ranting untuk memberi penjelasan bahwa reranting tidak semua sama seperti daun merasakan bahagia berdialog dengan ranting itu. Hahahahahaha, pesan ranting pada kalian yang merasa “daun” yang dianggap oleh pengamat momen sebagai wanita.
Bagi kalian wanita jangan anggap atau berimajinasi yang bukan bukan. Jalani, nikmati dan syukuri hubungan asmara dengan “ranting” yang kau hinggapi, yang dianggap oleh momen iyalah lelaki yang punya banyak cara untuk membahagiakan si daun.
Judul: Daun Mulai Akrab dengan Rantingnya
Penulis: Arisandi (Mahasiswa UNIBA Madura)