Trending
Oleh Muhshi Ramdlan
Setelah menjabat sebagai Kepala DKPP, Arif Firmanto diamanahi posisi sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep. Dalam peran ini, ia bertanggung jawab untuk merumuskan, mengoordinasikan, dan mengawasi berbagai program pembangunan di Kabupaten Sumenep. Perannya mencakup penyusunan strategi pembangunan jangka panjang dan menengah yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat serta peningkatan kesejahteraan.
Penguatan Sistem Pertanian Modern melalui Perhiptani
Arif Firmanto dikenal aktif dalam mempromosikan pengembangan sistem pertanian modern di Kabupaten Sumenep, salah satunya melalui kolaborasi dengan Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani). Program ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan Kapasitas Penyuluh Pertanian: Melalui pelatihan dan workshop, penyuluh dilatih untuk menerapkan teknologi terkini di lapangan.
2. Digitalisasi Data Pertanian: Mendorong penggunaan teknologi berbasis data untuk meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi hasil pertanian.
3. Kemitraan dengan Petani: Menghubungkan petani lokal dengan pasar yang lebih luas melalui model pertanian terpadu dan berbasis pasar.
Langkah ini dinilai strategis untuk mempercepat transformasi sektor pertanian tradisional menjadi lebih modern, berdaya saing, dan berkelanjutan. Dengan mengoptimalkan potensi pertanian di Sumenep, kebijakan ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan petani lokal.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang Partisipatif
Sebagai Kepala Bappeda, Arif Firmanto memimpin penyusunan RPJMD Kabupaten Sumenep, sebuah dokumen strategis yang menjadi panduan pembangunan daerah untuk periode lima tahun. Dalam penyusunan RPJMD, ia menerapkan pendekatan partisipatif dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti:
• Masyarakat: Melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) yang digelar di tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten.
• Organisasi Masyarakat Sipil: Mengakomodasi masukan dari lembaga swadaya masyarakat untuk mencerminkan kebutuhan nyata di lapangan.
• Akademisi dan Pakar: Mengintegrasikan hasil penelitian untuk menghasilkan kebijakan berbasis data dan bukti.
• Sektor Swasta: Memastikan peran aktif sektor swasta dalam investasi dan kolaborasi di sektor-sektor prioritas, seperti pariwisata, industri kreatif, dan perikanan.
Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan pembangunan daerah tidak hanya terfokus pada peningkatan infrastruktur, tetapi juga memperhatikan aspek sosial, lingkungan, dan keberlanjutan.
Inovasi Strategis dalam Perencanaan Pembangunan
Di bawah kepemimpinan Arif, Bappeda Sumenep juga memperkenalkan sejumlah inovasi:
1. Pemetaan Berbasis Geospasial: Untuk memantau pembangunan infrastruktur secara real-time dan mendukung efisiensi alokasi anggaran.
2. Integrasi Data Pembangunan: Menghubungkan data lintas sektor untuk memudahkan analisis dan perencanaan yang lebih komprehensif.
3. Program Prioritas Daerah: Fokus pada sektor unggulan seperti pariwisata berbasis budaya, modernisasi sektor pertanian, dan pengembangan kawasan pesisir.
Dampak Positif dan Harapan ke Depan
Di bawah kepemimpinan Arif Firmanto, Bappeda Sumenep telah menunjukkan langkah-langkah proaktif dalam merumuskan kebijakan yang inklusif dan berbasis kebutuhan masyarakat. Komitmennya terhadap perencanaan yang partisipatif diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi lokal, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan ketimpangan sosial.
Namun, ke depan, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa implementasi dari rencana pembangunan yang telah disusun dapat berjalan sesuai dengan target. Dengan pengalaman dan visi strategisnya, Arif Firmanto diharapkan mampu memimpin Bappeda menjadi lembaga perencana yang responsif terhadap perubahan zaman sekaligus pendorong utama pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Sumenep
Arif Firmanto sebagai Calon Sekda Sumenep — Antara Pengalaman dan Tantangan
Arif Firmanto merupakan sosok birokrat yang telah meniti karier di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep dengan rekam jejak yang cukup panjang. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) dan kini menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Dalam kapasitasnya tersebut, Arif dikenal aktif mendorong program-program strategis, seperti penguatan sistem pertanian modern melalui Perhiptani, serta penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang partisipatif.
Namun, perjalanan karier Arif tidak lepas dari sorotan. Saat menjabat sebagai Kepala DKPP, ia menghadapi kritik terkait distribusi pupuk bersubsidi dan dugaan penyimpangan dalam program pertanian. Meskipun belum ada bukti hukum yang menguatkan tudingan tersebut, isu ini sempat memengaruhi persepsi publik terhadap kepemimpinannya.
Sebagai calon Sekretaris Daerah (Sekda), Arif Firmanto membawa kombinasi antara pengalaman birokrasi dan pemahaman teknis di bidang pertanian dan perencanaan pembangunan. Namun, untuk meraih kepercayaan penuh, ia perlu menunjukkan komitmen terhadap transparansi, akuntabilitas, dan reformasi birokrasi yang berkelanjutan.
Dalam konteks ini, Arif memiliki peluang untuk membuktikan bahwa ia mampu memimpin dengan integritas dan responsif terhadap aspirasi masyarakat. Jika berhasil, ia dapat menjadi katalisator perubahan positif dalam tata kelola pemerintahan di Kabupaten Sumenep.