Bakesbangpol Sumenep Buka Pendaftaran Paskibraka 2025: Kesempatan Emas bagi Siswa Berprestasi
Trending
SUMENEP- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mencatat lonjakan signifikan sepanjang tahun 2024.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep, terdapat 1.323 kasus dengan 10 korban jiwa, meningkat drastis dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencatat sekitar 600 kasus.
“Pada Desember 2024, awal musim penghujan, kami mencatat 15 kasus baru. Secara keseluruhan, angka kasus DBD sepanjang 2024 mencapai 1.323, dengan 10 di antaranya meninggal dunia,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Achmad Syamsuri.
Syamsuri menjelaskan, lonjakan ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk minimnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Masalah kesehatan bukan hanya tanggung jawab Dinkes, tetapi membutuhkan kolaborasi semua pihak, termasuk Forkopimka, pemerintah desa, dan masyarakat,” tegasnya.
Kondisi lingkungan juga menjadi faktor utama penyebaran nyamuk Aedes aegypti, vektor utama DBD. Genangan air di sekitar rumah dan kebiasaan membuang sampah sembarangan menciptakan tempat berkembang biak yang ideal bagi nyamuk ini.
Jentik nyamuk Aedes aegypti hidup di genangan air bersih. Kebiasaan buruk seperti ini harus segera diubah,” tambah Syamsuri.
Dinkes Sumenep terus mengintensifkan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Namun, peran aktif masyarakat tetap menjadi kunci utama dalam menekan angka kasus DBD yang berpotensi meningkat kembali di tahun 2025.
Dengan angka kasus yang hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya, lonjakan ini menjadi alarm serius bagi semua pihak untuk bersinergi mencegah penyebaran penyakit yang berbahaya ini.