Bupati Sumenep Rayakan Ulang Tahun Bersama Petugas Kebersihan
Trending
SUMENEP, terasindo.co.id— Transformasi besar-besaran sedang terjadi di pelosok Kabupaten Sumenep. Dalam kurun delapan tahun, dari yang awalnya nol, kini tercatat 101 desa telah berstatus mandiri. Capaian luar biasa ini tidak lepas dari tangan dingin Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Anwar Syahroni Yusuf, yang mengusung pendekatan pembangunan berbasis potensi lokal dan kolaborasi lintas sektor.
Pada 2016, kondisi desa-desa di Sumenep masih memprihatinkan. Berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM), tercatat 10 desa sangat tertinggal, 124 desa tertinggal, dan belum satu pun yang menyandang status desa mandiri. Namun, dalam waktu kurang dari satu dekade, wajah pedesaan berubah drastis.
Kini, berdasarkan data IDM 2024, Sumenep memiliki 101 desa mandiri, 137 desa maju, dan hanya 92 desa berkembang. Lompatan ini menjadi bukti keseriusan Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam mengangkat kualitas hidup masyarakat desa.
Anwar Syahroni menegaskan, perubahan ini tak sekadar angka. Ia menyebutkan bahwa desa kini bukan lagi objek pembangunan, melainkan subjek aktif yang menentukan arah pembangunan itu sendiri.
“Desa yang kuat adalah fondasi bagi daerah yang maju. Kemandirian desa bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal tata kelola, ekonomi lokal, dan kualitas pelayanan publik,” tegas Anwar saat ditemui, Rabu (7/5/2025).
Dari sekian banyak desa mandiri, Desa Lobuk tercatat sebagai pionir. Disusul kemudian oleh Desa Sapeken, yang menjadi model sukses pemberdayaan wilayah kepulauan. Pasar rakyat dan kapal siaga menjadi dua inovasi andalan yang mendorong geliat ekonomi dan memperkuat konektivitas antar pulau.
Dalam kunjungannya ke Sapeken beberapa hari lalu, Anwar menyaksikan langsung denyut baru ekonomi lokal. Pasar rakyat kini menjadi simpul aktivitas ekonomi dan membuka banyak lapangan kerja baru, sementara kapal siaga mempermudah akses layanan publik bagi warga pulau terluar.
“Kapal siaga memperkuat konektivitas antarpulau. Ini strategi penting untuk pelayanan publik dan pertumbuhan ekonomi,” jelas Anwar yang juga pernah menjabat sebagai Camat Batang-Batang.
Menurutnya, kunci keberhasilan pembangunan desa terletak pada dua hal: keterlibatan aktif masyarakat dan kebijakan afirmatif dari pemerintah. Dalam hal ini, Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo dinilai memiliki komitmen kuat dalam mendampingi desa-desa agar berkembang sesuai potensi masing-masing.
Pendekatan pembangunan yang digunakan pun bukan top-down, melainkan bottom-up. Setiap desa didorong menggali potensi lokal dan merancang program berbasis kebutuhan riil warganya. “Kita tidak bisa menyamaratakan pendekatan pembangunan. Setiap desa punya karakter berbeda,” tambah Anwar.
Kesuksesan Sapeken dan Lobuk menjadi inspirasi bagi desa lain. DPMD terus memberikan pembinaan berkelanjutan, serta mendorong lahirnya inovasi lokal sebagai ujung tombak kemandirian.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep menargetkan seluruh 330 desa dapat mencapai status desa mandiri secara bertahap. Melalui sinergi antara pemerintah kabupaten, pemerintah desa, dan masyarakat, cita-cita ini bukanlah angan kosong.
“Pencapaian ini bukan akhir, melainkan fondasi untuk pembangunan berkelanjutan. Semoga desa-desa lain segera menyusul,” pungkas Anwar