Kacau! Pengelolaan Portal Parkir Pasar Anom Sumenep Berantakan, BPMS Adakan Audiensi Ke DKUPP
Trending
SUMENEP, terasindo.co.id – Guna memberikan pemahaman bagi Petani di Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, DKPP Sumenep melalui Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) terus Sosialisasi dan praktek pembuatan pupuk organik.
Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Lenteng Bambang Djasmono menyebutkan, hal tersebut menjadi salah satu upaya untuk menjaga ketersediaan pupuk bagi petani.
“Dengan kegiatan semacam ini, kami berharap petani bisa menjaga kebutuhan pupuknya secara mandiri. Tanpa harus bergantung pada produk pupuk kimia dari pabrikan,” ungkapnya, Rabu (6/8/2023).
Pria yang akrab disapa Bambang itu menambahkan, sosialisasi dan peraktek pembuatan pupuk organik ini berlangsung secara bertahap. Targetnya, ke depan seluruh petani di kecamatan setempat mampu memahami dengan baik teori dan praktek untuk membuat pupuk organik.
“Dimulai pada Bulan Juli 2023. Ke depan kita akan lanjutkan kegiatan ini secara bergilir kepada seluruh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Tani (Poktan),” terangnya.
Terdapat beberapa Gapoktan dan Poktan yang dibekali kemampuan teori dan praktek pembuatan pupuk organik, di antaranya adalah Gapoktan Ellak Laok, Gapoktan Lembung Timur, Gapoktan Ellak Daya, Poktan Abdika Ellak Daya, dan Poktan Ingin Maju Jambu.
Bambang menjelaskan bahwa Gapoktan dan Poktan itu terlihat antusias dalam memahami teori dan melakukan praktek pembuatan pupuk organik. Mereka, kata Bambang, menyimak seluruh paparan dan praktek dari PPL setempat saat membuat bokasi dan dekomposer.
“Antusiasme mereka bagus, mereka juga telah menyadari bahwa pupuk organik memang dibutuhkan. Mereka sadar bahwa dengan memakai pupuk kimia secara terus menerus, maka tanah akan semakin berkurang tingkat kesuburannya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bambang menambahkan ragam manfaat pada lahan milik petani apabila menggunakan pupuk organik secara terus menerus di antaranya yakni dapat mengurangi ketergantungan pemakaian pupuk anorganik (kimia) sebanyak 50 persen, dan mengembalikan daya dukung tanah dalam menyediakan unsur hara menjadi semakin bagus sehingga dapat mengurangi resiko terserangnya hama dan penyakit.
“Itu manfaat yang dirasakan oleh petani. Dengan memakai pupuk organik, kualitas tanah bisa meningkat dan tanah menjadi lebih subur. Pupuk kandang yang diolah juga bisa dipakai ke tanaman apa saja,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep Arif Firmanto mengemukakan bahwa kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan dan pemberdayaan petani akan terus dimasifkan. Salah satunya adalah dengan memberikan penyuluhan praktek pembuatan pupuk organik kepada petani.
“Ini akan terus digalakkan supaya lahan milik petani menjadi lebih subur, dan tanaman apapun bisa tumbuh dengan baik, sesuai harapan,” tuturnya, Rabu (6/8/2023).
Menurut Kadis yang visioner tersebut, pembuatan pupuk organik secara mandiri mampu memangkas biaya produksi pertanian.
“Karena dengan menggunakan pupuk organik, dapat mengurangi pemakaian pupuk an organik. Otomatis, biaya usaha tani dapat terpangkas,” pungkasnya.
Diketahui, Pelatihan pupuk bokasi kali ini dengan menggunakan dekomposer yang mudah dibuat secara mandiri oleh para petani cukup dengan menyediakan empat bahan dasar, di antaranya yaitu rumen sapi, dedak padi, tetes tebu, juga nanas.(sul)