Fauzi As Sebut Kondisi Kontraktor Sumenep, Mirip Dengan Teori Konspirasi “Eye Of Providence”

Oleh : Fauzi As

MENEP, terasindo.co.id – Judul diatas mungkin membuat para pembaca penasaran. Bisa jadi dibenak pembaca membayangkan siapakah kontraktor yang rambutnya dicat dengan warna kuning?

Atau apa hubungan kontraktor dengan jambul kuning?

Saya mencoba merangkai keluhan dan curhatan kegalauan mereka, para kontraktor yang biasa nongkrong bareng menghabiskan kopi hitam bersama.

Mereka merasa tertutup aksesnya. ” Sebagai putra daerah terjajah tetangga dan kawan seprofesi, susah bisa mendapat pekerjaan di kota keris, apa lagi berharap menjadi pemenang lelang proyek APBD, seolah itu hanya mimpi,” kata salah-satu kontraktor dari perum satelit ini.

Padahal menurut saya di hari ini kompetisi lelang barang dan jasa semakin terbuka. Dunia sudah menuju era big data atau maha data.

Kumpulan data ini sangat berharga bagi publik Indonesia, lebih khusus lagi masyarakat online sumenep (MOS).

Dari data tersebut mempermudah Masyarakat Online Sumenep (MOS) terlibat aktif dalam upaya-upaya pencegahan korupsi dengan cara inisiatif transparansi di sektor pengadaan barang dan jasa. Sebab kronologi dan histori setiap pengadaan barang dan jasa dengan mudah dapat dimonitor.

Sejak tahun 2012 LKPP mendorong publik bisa mempelajari data-data tersebut untuk memantau proses pengadaan barang dan jasa pada instansi pemerintah, dalam rangka menghindari adanya penyalahgunaan dan penyimpangan (fraud)

Tetapi anehnya lagi, para kontraktor ini hanya berani menggerutu bisik-bisik di status medsos. Mereka seolah tidak sanggup untuk melakukan protes dengan langkah nyata mencari keadilannya.

Nasib para kontraktor ini hampir mirip dengan nasib salah-satu jenis burung kakak tua yang berada di Pulau Masakambing, yakni kakak tua kecil Jambul Kuning sub spesies abbotti yang saat ini juga telah berada di ambang kepunahan.

Ya mereka juga sedang menghadapi kepunahan atas gangguan ketidakadilan versi mereka. Bahkan lebih tragis lagi banyak kontraktor disumenep ini downgrade menjadi UMKM. Ibarat jambul kuning rontok bulu jadi terlihat malu-malu.

Salah-satu contoh seorang teman  yang sebelumnya berprofesi sebagai kontraktor, kini loncat batu menjadi UMKM.

*Pertanyaan nakal saya muncul.*

*Apakah UMKM ini lebih menjanjikan?*

*Atau karena dijanjikan pemberdayaan?*

Dan ternyata jawabannya bukan itu.
Versi mereka proyek di sumenep sudah terbentuk segi tiga, di setiap sudutnya sudah ditentukan pemainnya.

Dalam benak saya jangan-jangan segi tiga itu mirip dengan teori konspirasi yang berkembang di balik simbol-simbol samar dan tanda-tanda visual terselubung.

Mata Ilahi atau “Eye of Providence” simbol mata tunggal yang berada di dalam sebuah garis segitiga dulu sempat viral saat covid 19 tahun lalu.

Ia yang banyak dihubung-hubungkan dengan Freemason dan Illuminati, sebuah geng atau organisasi rahasia beranggotakan orang-orang elite yang konon berusaha mengontrol dan mengendalikan arah global.

Namun yang terjadi di Sumenep ini bisa saja mengendalikan ruang dalam lingkup lokal. Teori konspirasi model ini punya kekuatan dan kemampu bersembunyi di depan mata.

Namun tebalnya kesan dan dugaan para kontraktor atas praktik monopoli proyek di kabupaten Sumenep ini memicu pikiran keluar dari kebiasaan. Namanya saja pikiran tiba-tiba muncul begitu saja tanpa batasan.

Seandai saja teori Konspirasi  ‘Eye of Providence’ di dalam segi tiga itu betul-betul terjadi dalam memuluskan praktek monopoli.

Saya coba bayangkan seperti yang mereka ceritakan. Dalam segi tiga itu di setiap titik dan sudutnya sudah dipasang oknum kontraktor dan pengatur skor.

Teman di sebelah sedikit berkhayal, lalu keluar cerita dari mulutnya. Andai kontraktor tiga sudut itu kelak meninggal dunia bersamaan, tapi saya do’akan mudah-mudahan mereka panjang umur dan masuk surga semua.

Saya balik bertanya, jika mereka masuk neraka gimana…?

Lalu dia tertawa sambil menghisap rokok dari tangan kirinya.

Saya ini lagi membayangkan kalau seandainya ada Tender Perbaikan Pintu Neraka. Tiba-tiba malaikat memanggil ketiga kontraktor itu. Kemudian mereka berdiri berjejer lalu diperiksa satu-persatu.

Malaikat : Paling kiri kamu kontraktor mana ?

Kontraktor Lenteng : Saya dari Lenteng.

Malaikat : Yang di tengah dari mana…?

Kontraktor Manding : Saya dari Manding.

Malaikat : Yang kanan dari mana…?

Kontraktor Kalianget ” Saya dari kalianget.

Tapi ini hanya andai ya mas, kata dia pada waktu itu.

Lalu malaikat lanjut bertanya pada kontraktor dari lenteng.

Malaikat : Berapa penawaran kamu untuk memperbaiki Gerbang Neraka ini?

Sebentar dia berdiam. Mungkin menghitung bahan. Lalu dengan sedikit gugup dia menjawab.

Kontraktor Lenteng : Saya mampu mengerjakan itu dengan anggaran 10 M malaikat. Rincian biayanya Las 3 M. Bahan 2 M, dan biaya Pekerja 5 M.

Kemudian malaikat melanjutkan pertanyaan yang sama pada kontraktor asal Manding.

Malaikat : Kalau kamu butuh anggaran berapa sampai selesai?

Kontraktor Manding: Saya bisa menyelesaikan dengan harga hanya 5 M.

Malaikat : Kenapa Anggaranmu kecil?

Kontraktor Manding: Kami tidak pakai mesin las. Karena Api Neraka ini lebih panas dari mesin las malaikat. Terus pekerja juga tidak perlu dibayar, sebab mereka sedang menjalani hukuman.
Ini ibarat penjara di dunia yang pendapatannya masuk kas negara. Hanya bahan 2 M saja sisanya 3 M itu Keuntungan saya.

Malaikat : Kamu lumayan punya prinsip, meski itu pelit dan tega, tapi tak apa itu menunjukkan karakter asli.

Kemudian malaikat menanyakan pada kontraktor terakhir dari Kalianget dengan pertanyaan yang sama.

Malaikat: Coba yang dari Kalianget berapa?

Dengan sigap kontraktor dari Kalianget menjawab.

Kontraktor Kalianget: Kalau saya minta 30 M malaikat.

Malaikat langsung kaget dan heran mendengar jawaban dari kontraktor asal kalianget itu.

Malaikat: Loh, kamu kok mahal sekali?

Kemudian Kontraktor Kalianget mendekati malaikat dan dia berbisik.

Kontraktor Kalianget: Jadi begini malaikat,  seperti yang biasa saya lakukan di dunia. 7,5 M untuk Anda, 7,5 M untuk saya. Sisanya 15 M kita kasih pada mereka berdua. Biarkan mereka berdua saja yang mengerjakan. Dan kita sudah bisa untung tanpa harus bekerja.

Usai berbisik pada malaikat si kontraktor Kalianget langsung tertawa dan merasa bangga.

Tapi anehnya kontraktor Kalianget ini lupa, sampai di Nerakapun masih mau nyogok malaikat pula. ” Begitulah mas, ini hanya cerita dalam khayalan saya,” kata teman saya.

” Saya mohon maaf, sebab ini hanya analogi dan simulasi. Ini sudah saking jengkelnya, dan yang kedua untuk saling mengingatkan saja mumpung kita masih hidup takutlah kepada Allah, karena semua akan diminta pertanggungjawaban,”.

” Seperti kasus sumekar line mas, sudah berapa tahun baru muncul tersangka.
Jangan sampai proyek-proyek itu menjadi ranjau perjalanan mereka kedepan, baik di dunia maupun di akhirat,” ujarnya, lalu dia menutup pembicaraan.

Cerita itu membuat saya merenung dalam mencoba menghadirkan fakta yang sudah terekam dalam pikiran.

Masak iya kabupaten ini lebih parah dari periode sebelumnya? Dalam pikiran saya juga terjadi perbedaan, seolah percaya dan tidak percaya. Meski banyak pendangan lain dari orang diluar sana, soal bupati yang seolah sibuk tapi tidak menghasilkan apa-apa.

Pandangan-pandangan itu saya bantah dengan keras, bahwa Bupati banyak prestasi hal itu bisa kita lihat dari banyaknya penghargaan yang diraih kabupaten Sumenep.

Belum ada yang bisa membantah, sebab berbagai penghargaan yang diterima itu dari lintas lembaga, sangat tidak mungkin itu bisa di setting apalagi dikondisikan.

Tulisan ini menjadi tanggungjawab penulis, meski dalam perjalanan kesurabaya.

Fauzi As,
Surabaya 21 Desember 2022.