Aktivis Kepulauan Desak Disperkimhub Sumenep, Agar Oknum Syahbandar Sapeken Yang Melarang Pewarta Di Evaluasi

Regional :

SUMENEP | terasindo.co.id – Pelarangan pewarta oleh oknum syahbandar Sapeken saat meliput di sekitar antrian panjang di kantor loket tiket dan kejadian memalukan terjadinya pada hari Jum at tanggal 13 Juni 2025

oleh karena kejadian tersebut, syahbandar Sapeken menjadi sorotan publik agar kinerja petugas syahbandar di evaluasi oleh dinas terkait,agar tidak merugikan para penumpang “kewenangan tiket bukan kewenangan dari syahbandar tapi dari pihak kapal” tegas ya’ul salah satu petugas syahbandar saat dikonfirmasi

Atas sikap oknum syahbandar dan keluhan calon penumpang, sehingga tim media ini berinisiatif untuk mengkonfirmasi dan mengambil dokumentasi sebagai bentuk keterbukaan informasi, namun dilarang oleh oknum syahbandar yang bernama mamal “menurut saya bukan hanya di larang tapi sudah sampai pada intimidasi, Bahkan kamera saya di tutupi langsung oleh petugas tersebut agar jangan mengambil foto” ucap Nyoman

Lanjut Nyoman mengatakan bahwa ada tiga orang yang melarang “cuma satunya langsung pergi setelah ditanya namanya, dan saya masi ingat mukanya” sambung nya

Kusairi salah satu aktivis mahasiswa asal kepulauan menyayangkan sikap arogan tersebut “harusnya pihak syahbandar dengan media bersinergi untuk memajukan pelayanan,bukan malah di halang-halangi” tegasnya

Semenjak viral nya isu tersebut kami langsung mengadakan pendalaman informasi mengenai dugaan amburadulnya pelayanan syahbandar Sapeken “saya rasa sahabandar lupa pada fungsi awalnya bahwa Syahbandar memiliki wewenang tertinggi dalam pengawasan,serta bertanggung jawab atas kegiatan kepelabuhanan” tegas pahmi

Lanjut pahmi mengatakan bahwa Kenyataan yang dirasakan oleh penumpang justru membuat penumpang bingung “pada saat kejadian itu biasanya tiket dijual stelah kapal sandar,namun pada saat itu tiket tetap di tutup,dan tidak ada informasi ke penumpang bahwa ada perubahan pelayanan tiket,kan kasian penumpang kadung antri ber jam-jam, bukan hanya itu informasi yang kami dapatkan justru penumpang suruh naik tanpa bawa tiket, setelah sampai diatas kapal suruh turun lagi ambil tiket, setelah sampai di loket tiket lagi suruh naik lagi meskipun tidak dapat tiket” terang pahmi

Pahmi sebagai aktivis Kepulauan menilai tidak adanya kordinasi dengan pihak kapal, Bahakan cenderung lempar tanggung jawab

Untuk itu pahmi mendorong kepala disperkimhub agar mengevaluasi petugas sahabandar Sapeken