Trending
SUMENEP – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus mendorong penguatan ketahanan pangan dan gizi sebagai prioritas utama dalam Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) untuk periode 2025-2029.
Kepala Bappeda Sumenep, Arif Firmanto, menyampaikan bahwa RAD-PG menjadi instrumen strategis untuk memastikan kebijakan daerah selaras dengan tujuan pembangunan nasional, yakni menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
“RAD-PG harus mampu menyelaraskan perencanaan pembangunan daerah dengan target pemerintah pusat, terutama terkait peningkatan kualitas SDM,” ujar Arif Firmanto, Minggu, 26 Januari 2025.
Dokumen ini tak hanya memuat strategi memperkuat ketahanan pangan dan gizi, tetapi juga mengedepankan partisipasi berbagai pemangku kepentingan.
Arif menjelaskan, dalam penyusunannya, Bappeda menggandeng pemerintah daerah, akademisi, hingga masyarakat luas guna menciptakan solusi yang tepat sasaran.
Salah satu fokus utama RAD-PG adalah memperkuat koordinasi antarinstansi terkait, seperti Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, dan Dinas Ketahanan Pangan.
Menurutnya, kolaborasi tersebut dianggap vital untuk memastikan implementasi program berjalan efektif.
“Kami percaya bahwa kerja sama yang solid antara pemerintah dan masyarakat akan menjadikan RAD-PG sebagai alat efektif untuk meningkatkan kualitas hidup warga Sumenep, dengan menjamin ketersediaan pangan dan gizi optimal,” jelasnya.
Meski demikian, Arif mengakui pelaksanaan program ini menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menjaga keberlanjutan konvergensi lintas sektor.
Ia menegaskan pentingnya sinergi antarlembaga untuk mengatasi hambatan tersebut.
“Suksesnya RAD-PG bergantung pada kolaborasi erat antara berbagai pihak. Kami berharap semua elemen dapat bergotong royong untuk menangani masalah gizi dan menurunkan angka stunting di Sumenep,” tambahnya.
Sebagai bagian dari amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, Bappeda Sumenep telah mengadakan sosialisasi RAD-PG 2025-2029 untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen masyarakat.
“Keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi yang dibangun antara pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak yang peduli terhadap ketahanan pangan dan gizi di Kabupaten Sumenep,” tutup Arif.