Tokoh Pemuda Sapeken Kritik Rencana Eksplorasi Migas di Pulau Kangean

Trending
Oleh: A. Rohil Khana
Eks. Ketua Umum LKP HMI Komisariat Istiqlal UIM Pamekasan Periode 2022-2023.
Saat ini, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menapaki usia 77 tahun. Dalam lanskap perjalanannya, telah banyak usaha-usaha yang dilakukan dalam upaya menjawab dinamika tantangan zaman. Lalu, apa makna usia dewasa ini bagi HMI? Dan apa yang perlu dilakukan?
Tulisan ini dimaksudkan sebagai catatan refleksi saya selama berkader di rumah perjuangan HMI Komisariat Istiqlal UIM Pamekasan, Madura. Saya menyadari bahwa banyak legasi kultural dan nilai-nilai keorganisasian yang harus tetap diperjuangkan dalam bingkai semangat perkaderan.
Pasal 9 Anggaran Dasar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) disebutkan bahwa “HMI berfungsi sebagai Organisasi Kader,” yang menegaskan bahwa kader merupakan elemen utama dalam menjaga eksistensi dan kelangsungan organisasi.
Dalam pedoman perkaderan HMI, dijelaskan bahwa kader merupakan sekelompok orang yang terorganisasir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang
lebih besar. HMI yang telah lama menjadi kekuatan di dunia aktivisme dan pergerakan mahasiswa di Indonesia, kini menghadapi sebuah tantangan serius, salah satunya penurunan kualitas kader yang perlahan menggerus fondasi organisasinya.
Sebagaimana halnya dalam membangun struktur fisik, pondasi organisasi juga memerlukan perawatan yang berkelanjutan agar tetap kokoh. Kader sebagai bagian integral dari pondasi ini, memegang peranan yang sangat vital dalam mempertahankan dan mengembangkan organisasi. Oleh karena itu, penurunan kualitas kader dapat menjadi ancaman besar yang merusak daya tahan organisasi itu sendiri.
Fenomena ini terlihat jelas dalam tubuh HMI, penurunan kapabilitas kader yang terus berlangsung memunculkan potensi keruntuhan pada struktur dasar organisasi. Penting untuk dipahami bahwa kapabilitas kader tidak hanya terukur dari keterampilan teknis, tetapi juga dari sejauh mana mereka memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai yang mendasari berdirinya organisasi.
Penurunan kualitas kader di HMI bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah seleksi yang kurang ketat dalam memilih calon kader. Proses seleksi yang lemah memungkinkan individu dengan niat dan komitmen yang tidak jelas untuk bergabung, yang pada akhirnya berisiko merusak kualitas kolektif organisasi.
Selain itu, kurangnya pembinaan yang berkelanjutan juga turut berperan dalam stagnasi kualitas kader. Kader yang tidak mendapatkan bimbingan dan pelatihan yang memadai akan cenderung terhenti dalam pengembangan dirinya. Padahal, dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks, organisasi membutuhkan kader yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan berpikir inovatif.
Selain faktor teknis, ada juga perubahan orientasi dalam nilai dan semangat yang membentuk HMI. Dulu, HMI didirikan dengan landasan semangat keagamaan dan kebangsaan yang kuat. Namun, seiring berjalannya waktu, semangat tersebut mulai memudar. Banyak kader baru yang lebih tertarik pada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, ketimbang memperjuangkan visi dan misi organisasi secara menyeluruh.
Dampak dari penurunan kualitas kader ini sangat besar. Organisasi yang semula menjadi kekuatan penting dalam pergerakan mahasiswa dan masyarakat kini berisiko kehilangan relevansi, bahkan bisa berakhir dengan kehancuran. Pengaruhnya terhadap gerakan sosial dan politik juga semakin terbatas.
Untuk mencegah hal tersebut dan memperkuat kembali pondasi HMI, langkah-langkah perbaikan yang sistematis perlu segera diambil, salah satunya; proses seleksi kader harus dilakukan dengan lebih selektif dan transparan, untuk memastikan bahwa hanya mereka yang memiliki integritas dan komitmen yang tinggi yang dapat bergabung.
Di samping itu, pembinaan kader harus ditingkatkan, dengan memberikan pelatihan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Selain itu, penting untuk terus menumbuhkan dan mengkampanyekan kembali nilai-nilai dasar yang menjadi akar HMI, agar para kader muda dapat menghayati dan mewariskan semangat perjuangan yang sama.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan kapabilitas kader HMI dapat pulih, dan pondasi organisasi ini dapat kembali diperkuat. HMI yang kokoh akan siap menghadapi tantangan masa depan dan terus memainkan peran penting dalam gerakan mahasiswa dan masyarakat Indonesia.